D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
KELOMPOK 1 : Zea Mays
SASMITA
FIKRIA
ARIFA ZAHRANY
RAHMAWATI
.R
RIFALDY
YAINAHU
AINUL
HAMZAH
HELMI SULASTRI
INDRIANI
INDRIANI
SMA NEGERI 1 BONTOMARANNU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG MASALAH ……………………………………………………………………….
1.2. TUJUAN
PENELITIAN ……………………………………………………………………………………
1.3.RUMUSAN MASALAH
…………………………………………………………………………………..
1.4. HIPOTESIS
……………………………………………………………………………………………………
BAB 2 : METODELOGI
A. ALAT DAN BAHAN ……………………………………………………………………………………….
B. CARA KERJA …………………………………………………………………………………………………
C.
HASIL KERJA …………………………………………………………………………………………………
BAB 3 : PEMBAHASAN
BAB 4 : PENUTUP
A. KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………….
B. SARAN ……………………………………………………………………………………………………….
BAB 5 : DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhan yang ada di dunia ini banyak macam dan
jenisnya. Secara kasat mata, tumbuhan dapat dibagi menjadi tumbuhan yang
menghasilkan biji dan tumbuhan yang tidak menghasilkan biji. Tumbuhan biji
disebut juga spermatophyta yang dapat
dibedakan menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri dibedakan menjadi tumbuhan
berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).
Biji merupakan alat untuk melestarikan
keturunan tumbuhan yang bersangkutan. Biji biasanya dihasilkan oleh tumbuhan
yang berbunga. Selain untuk perkembangbiakan, biji juga merupakan tempat
penyimpanan cadangan makanan yang digunakan oleh organisme lain untuk memenuhi
kebutuhan makanannya.
Secara morfologi, biji dapat dibedakan
menjadi dua, apakah biji yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut berupa biji
belah atau bukan. Karena karekteristik dari suatu biji sangatlah mempengaruhi
morfologi dan anatomi akar, batang, dan daun yang akan dibentuk pada waktu
pertumbuhan.
Pada observasi kali ini, akan diamati
berbagai macam tumbuhan dikotil dan monokotil. Dengan pengamatan ini diharapkan
agar dapat membedakan ciri-ciri dari tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil.
Selain itu, dapat pula menganalisis adanya suatu penyimpangan baik secara
morfologi maupun secara anatomi pada ciri-ciri tumbuhan dikotil dengan
monokotil terhadap ciri-ciri tumbuhan lain.
1.2 Tujuan Penelitian
Penulisan laporan ini dilakukan untuk
memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengamati struktur biji monokotil dan dikotil
2.
Mengamati perkecambahan pada biji monokotil dan dikotil.
1.3 Rumusan Masalah
Dengan melakukan penelitian yang telah
ditugaskan maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dalam laporan
ini adalah:
1.
Apakah
perbedaan struktur antara biji monokotil dan dikotil ?
2.
Mengapa
biji kacang dikelompokkan kedalam kelompok dikotil dan biji jagung dikelompokkan
kedalam monokotil ?
3.
Apa
perbedaan antara kecambah monokotil dan dikotil ?
1.4 Hipotesis
Berdasarkan masalah pokok dan kerangka pikir
serta tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian
ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1.
Karena
kacang tanah mempunyai dua keping biji
2.
Karena
jagung mempunyai satu keping biji
3.
Biji
dikotil mempunyai dua kotiledon sedangkan biji monokotil hanya mempunyai
satu kotiledon.
BAB II
METODELOGI
Penelitian perkecambahan biji monokotil dan
dikotil ini dilaksanakan selama 7 hari . Praktikum ini dilaksanakan secara
kelompok.
A. Alat
dan Bahan
1.
Biji
Kacang Tanah
2.
Biji
Jagung
3.
Gelas
Plastik
4.
Kapas
5.
Air
B. Cara
kerja
1.
Amati
struktur biji jagung dan biji kacang tanah.
2.
Belahlah
biji dan tuliskan bagian-bagiannya beserta gambarnya
3.
Kecambahkan
biji jagung dan biji kacang tanah pada media yang dibawa selama satu minggu.
4.
Untuk
mengecambahkan biji disimpan pada kapas yang sudah ditetesi dengan air
C. Hasil
kerja
TUMBUHAN DIKOTIL
TUMBUHAN
MONOKOTIL
BAB III
PEMBAHASAN
1. Perbedaan
struktur antara biji monokotil dan dikotil
Perbedaan struktur antara biji monokotil dan
dikotil dapat kita lihat dari bentuk biji dan bagian-bagiannya. Pada biji
monokotil, contohnya jagung hanya terdapat satu kotiledon saja yang sering
disebut skutelum. Sedangkan pada biji dikotil, contohnya kacang tanah memiliki
dua kotiledon atau keping biji yang berfungsi sebagai tempat tersimpannya
cadangan makanan.
2. Mengapa
biji kacang dikelompokkan kedalam kelompok dikotil dan biji jagung
dikelompokkan kedalam monokotil ?
Jawab: karena biji kacang merupakan tumbuhan
yang bijinya berkeping dua (memiliki dua kotiledon), sedangkan biji jagung
hanya memiliki satu kotiledon saja.
3. Perbedaan
antara kecambah monokotil dan dikotil
Perbedaan kecambah monokotil dapat kita lihat
dari strukturnya, yaitu pada kecambah monokotil struktur kecambahnya meliputi
radikula, plumula, akar primer, keleoptil, dan daun pertama. Sedangkan pada
kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon,
epikotil, dan daun pertama.
Struktur Biji Monokotil Dan Dikotil
Dari hasil penelitian anatomi tanaman dikotil
dan monokotil diperoleh bahwa biji tanaman dikotil dan monokotil mempunyai
bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon,
hipokotil dan radikula.
Pada biji ada beberapa struktur , yaitu
:
a.
Kotiledon,
cadangan makanan embrio
b.
Plumula,
berdeferensiasi menjadi bakal daun
c.
Radikula,
bakal calon akar
d.
Epikotil,
bakal batang yang berada di atas kotiledon
e.
Hipokoti,
bakal batang yang berada di bawah kotledon
f.
Skutelum,
permukaan keras
g.
Testa,
pelindung biji
BAB IV
PENUTUP
v
Kesimpulan
Pada umumnya struktur biji sama yaitu ada
kotiledon, plumula, radikula. Yang membedakan hanya pada biji monokotil
terdapat testa dan tidak terdapat epikotil dan hipokotil, sedangkan biji
dikotil terdapat skutelum dan terdapat epikotil dan hipokotil.
Perkecambahan biji monokotil dan biji dikotil
mempunyai tipe perkecambahan yang berbeda. Biji monokotil tipe perkecambahan
hipogel (kotiledon berada di bawah permukaan tanah), sedangkan biji dikotil
tipe perkecambahan epigeal (kotiledon berada di atas permukaan tanah). Air
sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Tanpa adanya air perkecambahan tidak
akan terjadi.
v
Saran
Pada akhir penelitian ini kami menyarankan
untuk praktikum selanjutnya agar lebih baik lagi sehingga memperoleh hasil yang
memuaskan. Sebaiknya dalam melakukan penelitian atau
percobaan harus membutuhkan waktu lama. Karena untuk menganalisis semua yang
terjadi pada tumbuhan tersebut. Jika dalam waktu yang singkat, mungkin hasil
percobaan tersebut kurang memuaskan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http: /
/www.perkecambahanpadabijikacangtanah.com/
http: / /www.perkecambahanpadabijijagung.com/
http://www.wikipedia.com./perkecambahan
http://www.wikipedia.com./kecambah